Peringati Hari Pahlawan, Penulis Buku Jiwa Usaha Generasi Milenial Katakan Hal Ini!

    Peringati Hari Pahlawan, Penulis Buku Jiwa Usaha Generasi Milenial Katakan Hal Ini!
    Peringati Hari Pahlawan, Penulis Buku Jiwa Usaha Generasi Milenial Katakan Hal Ini!

    Sukabumi - "Selamat Hari Pahlawan 10 November 2022. Pahlawanku Inspirasi ku, Pahlawanku Teladan ku, Pahlawanku Kebanggaan ku, " ucap Awan Setiawan, selaku Ketua Yayasan Mutiara Palabuhanratu dan juga penulis Buku Jiwa Wirausaha Generasi Milenial, Kamis 10 November 2022.

    Setiap tanggal 10 November, setiap sekolah menyelenggarakan kegiatan yang bertemakan kepahlawanan. 

    Diawali upacara bendera seluruh siswa mengenakan kostum pejuang. 

    Awan mengatakan bahwa selain upacara ada juga lomba menyanyikan lagu-lagu bertemakan pahlawan atau nonton bareng vidio peperangan terdahsyat surabaya membara 10 November  1945.  

    "Kami selalu berusaha memaknai hikmah hari pahlawan dengan tujuan memotivasi  generasi penerus agar mereka tahu bagaimana pengorbanan leluhurnya dalam membangun negeri ini, " ungkap Awan.

    Ternyata mereka begitu antusias mengikutinya, Sambung Awan. Namun  muncul pertanyaan dari siswa; "Apakah peringatan 10 November hanya menghormati para pahlawan perang Surabaya?" 

    "Jawabnya tentu bukan,  10 November itu dijadikan momentum terbaik  menggambarkan peristiwa pertempuran terbesar dan perjuangan terberat sepanjang sejarah kemerdekaan, " jelas Awan.

    Barometer pengorbanan para pahlawan. semangat juang pasca kemerdekaan yang maha dahsyat memporak-porandakan tentara sekutu yang sudah memenangkan perang dunia II.  Semangat yang berkobar dibakar oleh bung Tomo menggelegar menyulut gelora perjuangan, " bebernya.

    Seperti itulah pejuang berkorban mempertahankan kemerdekaan. Hasratnya satu merdeka atau mati, Awan menegaskan kembali.

    Lebih lanjut Awan menerangkan bahwa  Merdeka supaya Indonesia berdaulat, adil dan makmur, mereka gugur dalam kemuliaan. 

    Di setiap upacara dengan hidmat mengheningkan cipta, dalam keheningan mendoakan semua pejuang yang gugur untuk meraih dan mempertahankan  kemerdekaan, semua pahlawan  kusuma bangsa.  

    Lalu muncul lagi pertanyaan, "Apakah pahlawan itu bagi yang gugur saja?".  

    Bagaimana  pejuang yang  tidak gugur di medan perang.   Bung Karno, bung Hatta, dan begitu banyak  tokoh pejuang revolusi, mereka pahlawan besar.  

    Pertanyaan selanjutnya; "Apakah kita yg hidup sekarang bisa menjadi pahlawan?".

    "Jawabnya tentu saja.  Mempertahankan kemerdekaan itu tanpa batas waktu sepanjang bangsa ini ada harus diakui keberadaannya. Mereka semua yang berjuang mesti nyawa taruhannya, berjuang sepanjang hayat, " terangnya Awan lagi. 

    Bung Karno mengatakan sesungguhnya perjuangan melawan musuh dari luar belum apa-apa jika dibandingkan dengan beratnya  perjuangan saat bangsa ini harus melawan musuh dari dalam dirinya sendiri. 

    "Begitu beratnya  perjuangan saat ini sampai-sampai belum ada yang sanggup menjadi pahlawan.  Padahal sesungguhnya para pendiri telah mewariskan senjata sakti jamus layang kalimusada yakni PANCA SILA menjadi pondasi terbaik dunia, " ucapnya. 

    Sesungguhnya manusia harus membaca setiap jengkal kehidupan dengan benar  "IQRA". Bacalah dan maknai.  Hari pahlawan itu  pertanda yang harus dibaca apa makna yag tersirat, bahwa bangs Indonesia bermartabat. 

    Coba ingat ingat lagi, cikal bakal perjuangan diawali oleh  para pemuda yang berikrar kebersamaan dikenal dengan SUMPAH PEMUDA. 

    Bagaimana pemuda seantero jagat raya  bersatu  membangun pondasi kebersamaan  menciptakan kekuatan maha dahsyat itu.

    Kalau saja Dr. Sutomo beserta pejuang lainnya tidak bersatu mungkin Indonesia tidak seperti sekarang.  

    "Sumpah pemuda adalah supporting power, semua untuk satu, satu untuk semua. Seperti jembatan kokoh membentang diatas lautan yang menyatukan pulau pulau, membangun kekuatan nusantara, memberi inspirasi munculnya gerakan-gerakan kemerdekaan, " imbuhnya.

    Sejak itu berkesinambungan gerakan-gerakan mempersiapkan kemerdekaan.  

    Para pelopor brillian bersatu menyusun konsep bagi negeri terbaik.  

    Lahirlah Pancasila  mutiara terindah dengan kemasan mengagumkan.  Struktur maupun maknanya dikemas tanpa cacat,  bersinar ke seluruh penjuru dunia, diterima bahkan dikagumi. Mengangkat harkat dan martabat bangsa Indonesia  bangsa yang cerdas.

    Namun bukan itu tujuan panca sila dicetuskan oleh para Proklamator.  
    "Aku tidak mengatakan bahwa aku menciptakan Pancasila, apa yang   ku kerjakan hanyalah menggali jauh kedalam bumi kami, tradisi-tradisi  kami sendiri, dan aku menemukan lima butir mutiara yang indah” (Bung  Karno).  Panca sila adalah  jiwa bangsa Indonesia.

    Pandangan hidup rakyat indonesia
    Konsepsi yang sangat natural digali secara alami sehingga bahasa dan struktur katanya  sempurna.  

    Memang para pendiri bangsa ini benar-benar manusia hebat, mengagumkan.  

    Siapapun bila mendengar kata mutiara sepakat berpendapat memiliki inspirasi muncul dalam bayangan adalah sesuatu yang mempesona, elegan dan mahal.

    Mutiara satu-satunya batu permata yang dihasilkan oleh mahluk hidup, dihasilkan melalui ekstraksi binatang moluska jenis kerang air tawar dan tiram air asin (laut).

    Merupakan jenis batuan yang selalu digunakan sebagai perhiasan berkelas, sebab memiliki nilai jual yang sangat tinggi karena mutiara juga diyakini sebagai sebuah lambang keabadian.  

    Sehingga Bung Karno memberi perumpamaan terbaik pada nilai-nilai sila dari Pancasila merupakan “Lima butir mutiara yang indah”.

    Karena baik Bung Karno, Mr. Mohammad Yamin maupun Dr. Soepomo, para pahlawan yang mengusulkan rumusan teks Pancasila, sama-sama menegaskan bahwa nilai-nilai Pancasila itu sesungguhnya digali dari kepribadian luhur bangsa Indonesia tentu harus dipelihara abadi, maka seharusnya lah dijadikan sebagai pondasi negara. 

    Hari pahlawan, Sumpah Pemuda dan Pancasila harus menjadi kode hidayah bagi Bangsa Indonesia yang bermartabat supaya berani mengevaluasi dirinya sendiri.

     "Sungguh kah kita ini berjuang untuk bangsa?' atau hanya pura pura berjuang.  Mari maknai hari pahlawan biar lahir pahlawan-pahlawan sejati di zaman imitasi ini, " tanya Awan.

    Untuk pahlawan sejati aku bersimpuh di pusaramu, demikian Awan Setiawan menjelaskan dengan singkat makna Hari Pahlawan menurut dirinya.

    sukabumi jabar
    Aa Ruslan Sutisna

    Aa Ruslan Sutisna

    Artikel Sebelumnya

    Peringati Hari Pahlawan, Kadisdik Sukabumi:...

    Artikel Berikutnya

    Sertu Rismansyah Hadiri Hari Pahlawan Nasional...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Mengenal Lebih Dekat Koperasi
    Irdam Brawijaya Hadiri Konsolidasi Wilayah Panitia Pemilihan Kecamatan Pilkada se-Jawa Timur
    Komjen. Pol. Boy Rafli Sebut Humas Polri Harus Terus Berinovasi
    24 Personel Satgas Penanggulangan Bencana Tiba di Davao Filipina
    Panglima TNI Tinjau Gelar Bekal Kaporlap dan Kapsatlap Satgas Opsdagri Tahun 2025

    Ikuti Kami